Selamat Ulang Tahun Google

Hari ini Google merayakan ulang tahunnya yang ke 14 tahun. Googleyang dahulunya adalah raksasa mesin pencari terkenal di dunia, sekarang telah banyak mengembangkan produknya. Google telah banyak membantu kita dalam mencari informasi melalui mesin pencarinya, Google telah banyak membantu kita dalam berhubungan melalui layanan email dan berbagi cerita, ilmu, pengalaman melalui blogger, serta membantu berbagi video melalui youtube, berbagi gambar melalui picasa dan bersosialisasi secara interaktf melalui layanan google plus. Banyak lagi produk google yang sangat membatu kebutuhan kita sehari-hari.

Saya termasuk salah seorang yang paling banyak menggunakan layanan google, yang tentu saja layanan itu sebagian besarnya adalah gratis. Layanan seperti gmail, blogger, google+, youtube dan lainnya.

Selamat ulang tahun Google..

Live Wallpapers - Gangnam Style Keren!

Gangnam Style adalah Pop populer 2012 dari Korea yang dibawakan oleh PSY. Saat artikel ini ditulis Musik Pop ini sangat terkenal di seluruh dunia termasuk Indonesia. Banyak orang Indonesia baik Umum maupun Artis mengikuti gaya Gangnam Style yang sangat lucu ini. Kini bagi pengguna Android anda dapat melihat/menikmati gaya Gangnam Style lewat aplikasi Live Wallpaper. Berikut ini saya berikan beberapa contoh Live Wallpaper Gangnam Style yang sangat menarik dan patut untuk anda coba:


Molly's Gangnam Style LWP
Live Wallpaper ini sangat lucu, coba lihat preview video gaya Gangnae Style ini.


Unduh via Play Store


Obama Romney Gangnam Style LWP
Live Wallpaper ini menggambarkan seorang Obama yang sedang berdansa dengan gaya Gangnam Style.


Unduh via Play Store

Psy Gangnam Style LWP
Live wallpaper ini menggambarkan personil PSY yang sedang bergaya Gangnam Style.


Unduh via Play Store

Demikianlah artikel tentang aplikasi android atau Live Wallpapers - Gangnam Style Keren! untuk android. Masih banyak lagi aplikasi lainnya yang sangat lucu dan kocak tentang gaya Gangnam Style. Coba anda Search sendiri di play store google tentang Gangnam Style.

Diabetes Mellitus


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia ( hormon ) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu ( sekresi interna ) yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesiadidapatkan prevalensi DM sebesar 1,5 – 2,3 % pada penduduk usia lebihdari 15 tahun, bahkan pada suatu penelitian epidemiologis di Manadodidapatkan prevalensi DM 6,1 %.  Penelitian yang dilakukan di Jakarta,Surabaya, Makasar dan kota-kota lain di Indonesia  membuktikan adanyakenaikan prevalensi  dari tahun ketahun.  Berdasarkan pola pertambahanpenduduk , diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 jutapenduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DMsebesar 4 % akan didapatkan 7 juta pasien DM , suatu jumlah yang sangatbesar untuk dapat ditangani oleh dokter spesialis / subspesialis /endokrinologis.
Perawat merupakan bagian dari tim kesehatan yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan intervensi kepada pasien, sehingga fungsi dan peran perawat dapat dimaksimalkan dalam memberikan asuhan keperwatan terhadap penderita seperti memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan spiritual, psikologis dan mengaplikasikan fungsi edukatornya dengan memberikan penyuluhan kesehatan terhadap penderita sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir resiko maupun komplikasi yang mungkin muncul dari diabetes melitus tersebut. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mengharapkan seorang perawat dapat melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan teori yang telah diterima dan kebutuhan dari pemulihan kondisi pasien. Perawat sebagai salah satu pelaksana asuhan keperawatan yang akan memberikan pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang akan muncul pada klien.

B. Tujuan Penulisan
    Adapun tujuan penulisan:
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes melitus
2.      Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu mengetahuidan memahami pengertian diabetes melitus
b.   Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyebab diabetes melitus
c.    Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami  diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien diabetes melitus
d.   Mahasiswa mampu mengetahui dan  memahami penatalaksanaan pada pasien dengan diabetes melitus

C. Metode Penulisan
          Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif yaitu melalui studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan sumber-sumber lainya untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan dalam laporan ini.

D. Ruang Lingkup Penulisan
          Dalam penulisan makalah ini kelompok hanya membatasi penulisan tentang konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus.





E. Sistematika Penulisan
     Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I:       Pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup penulisan, sistematika penulisan, sistematika penulisan
BAB II:      tujuan teoritis yang terdiri atas: anatomi dan fisiologi endokrin definisi diabetes melitus, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan medis, komplikasi, pencegahan , pemeriksaan diagnostik
BAB III:    Asuhan keperawatan diabetes melitus yang terdiri atas: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan.
BAB IV:    Penutup yang terdiri atas: kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA






















BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Anatomi dan fisiologi sistem endokrin

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat-zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu ( sekresi interna ) yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan limfe. Hasil sekresi tersebut beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus ( saluran ). Permukaan sel kelenjarnya menempel pada dinding stenoid atau kapiler darah. Hasil sekresinya disebut hormon. Hormon merupakan bahan yang dihasilkan organ yang memiliki efek regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu yang disekresikan oleh kelenjar endokrin dan diangkut oleh darah ke alat atau jaringan sasaran untuk mempengaruhi atau mengubah kegiatan alat atau jaringan sasaran.
1.      Hormon
Hormon adalah penghantar kimiawi yang dilepaskan dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah dan selanjutnya dibawa sel-sel tanggap ( respon sive cells ) ditempat terjadinya khasiat itu ( menurut starling )
a.       Struktur kimiawi hormon
Struktur kimawi hormon dapat digolongkan sebagai berikut:
a.)    Derivat asam amino
Dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medula supraren dan neurohipofise,yang termasuk hormon ini adalah epinefrin dan norepinefrin hasil modifikasi dari asam aminotrosin.
b.)    Peptida atau derivat peptida
Dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan. Peptida bersirkulasi bebas dalam plasma lebih kurang 5-10 menit.
c.)    Steroid
Hormon steroid mempunyai inti cyco-pentano perhidro yang dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium. Teste,ovarica,dan korteks supraren bersirkulasi dalam plasma dan terikat pada transpor protein kira-kira 60-100 menit.
d.)   Asam lemak
Hormon prostaglandin merupakan satu-satunya hormon yang termasuk kategori ini yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu,asam lemak arachidonic dan di homo-gama-linolenik.
e.)    Hormon perkembangan
Adalah hormon yang memegang peran dalam perkembangan dan pertumbuhan biologik reproduksi,mulai dari kandungan sampai usia remaja. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
f.)     Horrmon metabolisme
Proses homeostasis gula dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon diantaranya gluokortikoid,glukagon,dan katekolamin.
g.)    Hormon trofik
Adalah hormon yang dihasilkan struktur khusus dalam pengaturan fungsi kelenjar endokrin yaitu kelenjar hipofise yang dikategorikan sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel pada ovarium dan proses spermatogenesis hormon penguning.
h.)    Hormon pengatur metabolisme air dan mineral
Kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor. Meningkatnya produksi kalsitonin menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor dalam darah dan meningkatnya ekskresi kalsium,fosfor,natrium,kalium,dan magnesium melalui ginjal.
i.)      Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Epinefrin dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian medula. Efek dari hormon ini tergantung dari reseptor setiap organ tujuan. Pada jantung mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontriksi jantung.
b.      Mekanisme kerja hormon
a.)    Kelenjar hipofise
Adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak fitariossa pituitaria os sfenoid,besarnya kira-kira 10x13x16 mm dan beeratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peran dalam mensekresi hormon dari semua organ endokrin yaitu sebagai pengatur kegiatan hormon yang lain dan mempengaruhi pekerjaan hormon lain. Fungsi hipofise dapat diatur oleh sistem saraf pusat melalui hipotalamus. Hormon-hormon yang mengatur hipofise disebut hormon hipofisiotropik. Kelenjar hipofise memiliki tiga lobus yaitu :
-          Lobus anterior ( adenohipofise )
Berasal dari kantong rathke ( dua tulang rawan ) yang menempel pada jaringan otak posterior dan menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain :
Somatotropik hormon ( growht hormon/GH ) yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan tulang,jaringan lemak,dan visera individu. GH juga mempengaruhi metabolisme protein,metabolisme elektrolit,metabolisme karbohidrat,metabolisme lemak
Hormon tirotropik ( thyroid stimulating hormone/ TSH ) mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin. Hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan menurunya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan resptor terhadap TRF ( thyroid releasing factor ) dan menyebabkan menurunnya sekresi TSH.
Hormon adenokortikotropik ( ACTH ) hormon ini mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
Hormon gonadotropin menghasilkan follicle stimulating hormone ( FSH ) sel-sel berbentuk angular terdapat diseluruh hipofise,merangsang perkembangan folikel de graf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa pada testes merangsang gametogenis pria. Luteinizing hormone ( LH ) mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam ovarium yang mempengaruhi luteinisasi pada wanita dan pria disebut interstisial cell stimulating ( ICSH ).
Prolaktin ( PRL ) atau luteotropic hormone ( LTH ) hormon ini memulai mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar susu dimamae. Prolaktin dhasilkan oleh sel-sel laktotrof bagian depan dengan bantuan hormon yang mampu untuk merangsang pertumbuhan payudara dan memproduksi air susu.
Melanocyte stimulating hormone ( MSH ) dihasilkan oleh hipofise pars intermedius dan didapati pada manusia dalam fase kehidupan fetus. MSH dan proses fisiologisnya berperan terhadap kulit.
-          Lobus intermedia
Bagian ini terpisah dari lobus anterior dan dipisahkan oleh sisa kantong ratkhe yang disebut celah ratkhe. Terdiri dari pars distalis,pars intermedia,pars tuberalis,kromofil,neurohipofise,dan pembuluh darah serta persyarafan
-          Lobus posterior ( neurohipofisis )
Berasal dari evaginasis atau penonjolan dasar dari ventrikel otak ketiga. Lobus ini menghasilkan vasopressin atau argine vaso previn.
Vasopressin adalah hormon antidiuretik ( ADH ) yang bekerja melalui resptor-rseptor tubuli distal dari ginjal sehingga menghemat air dan mengkonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotik dari lumina-lumina ke intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos.pengaturan sekresi vasopressin yaitu perubahan tekanan osmotik efek plasma,perubahan volume cairan ekstrasel,peningkatan osmolitas plasma,penurunan osmolitas plasma,osmoreseptor,rangsangan angiotensin II,adrenalin,kortisol,estrogen,dan progesteron,susunan saraf pusat,peningkatan suhu.
b.)    Kelenjar tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang terletak didalam leher dibawah,disebelah kanan depan trakea,melekat pada tulang laring,dan melekat pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus tebalnya 2 cm,panjangnya 4cm,dan lebarnya 2,5 cm. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin pembentukan hormon tiroid tergantung dari jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh,sumber utama untuk memelihara keseimbangan yodium adalah makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Bila aktif berbentuk kuboid yang tinggi dan bila istirahat sel ini pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid yang merupakan aenyawa tiroglobulin,tirosin,dan hormon tiroid. Sekresi hormon tiroid berasal dari sel kelenjar yang memerlukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh mikrovili,enzim proteolitik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormon T3 ( triiodothyronine ) dan T4 ( tetraiodothyronine ) dari trigobulin dan melepaskan T3 dan T4 ke peradaran darah. T3 dan T4 meningkatkan konsumsi oksigen disemua jaringan,kecuali pada orang dewasa ( otak,limpa,hipofisis anterior,testes,uterus dan kelenjar limfe ).
c.)    Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar tiroid dan terdapat dua pasang yang terletak dibelakang tiap lobus kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan hormon paratiroksin yang merupakan suatu peptida yang terdiri dari 84 asam amino. Hormon paratiroksin adalah suatu hormon yang diperlukan untuk menaikan kalsium serum sebanyak 1 mg % dalam waktu 16 sampai 18 jam.
d.)   Kelenjar timus
Kelenjar ini terletak dalam rongga mediastrinum dibelakang os sternum. Kelenjar ini merupakan sumber suatu faktor yang dibawa darah menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu berpartisifasi dalam reaksi kekebalan. Dalam timus tidak terdapat pembuluh aferen dan sinus limfe,pembuluh utama berjalan kejaringan ikat interlobular.
e.)    Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal berbentuk ceper dan terdapat di bagian atas ginjal.kelenjar ini terdiri dari bagian luar atau korteks yang berasal dari sel-sel mesoderm dan bagian dalam yaitu medula yang berasal dari e
Kstoderm. Bagian korteks menghasilkan hormon yang dikategorikan sebagai hormon steroid,sedangkan medula menghasilkan katekolamin
f.)     Kelenjar pienalis ( epifise )
Kelenjar ini terdapat didalam ventrikel otak,bentuknya kecil dengan warna merah seperti buah cemara,dan kelenjarnya menonjol dari mesen sifalon keatas dan kebelakang kolikus superior. Fungsi kelenjar ini belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan sekresi internal dalam membentuk pankreas dan kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur aktifitas seksual dan reproduksi manusia.
g.)    Kelenjar pankreas
Adalah alat tubuh yang bentuknya agak panjang,terletak retroperitonial adalah abdomen bagian atas,didepan vertebrata lumbalis satu dan dua. Kepala pankreas terletak dekat kepala duodenum,sedangkan ekornya sampai ke lien. Pankreas mendapat darah dari arteri lienalis dan arteri mesenterika superior. Duktus pankretikus bersatu dengan duktus koledukus dan masuk ke duodenum. Pankreas menghasilkan dua kelenjar,yaitu endokrin dan eksokrin.
Pulau langerhans menghasilkan 4 jenis sel,yaitu sel A sekitar 20-40%  memproduksi glukagon menjadi faktor hiperglikemik. Sel ini mempunyai antiinsulin like actife,mengandung gelembung sekretorik dengan granula hemogen kepadatan rendah,dan membentuk glukagon yang dirangsang oleh kadar gula yang rendah. Sel B sekitar 60-80% berfungsi membuat insulin,sel B lebih banyak menggandung granula yang ciri khasnya memiliki kristaloid romboid yang merupakan penghasil insulin,sel B bekerja terhadap membran sel agar memudahkan transpor glukosa kedalam sel sehingga kadar gula darah menurun. Sel C sekitar  5-15% membuat somatostatin,tidak bergranula,berbentuk oligonal tak teratur,inti sel bundar ditengah mitokondria,berbentuk batang,dan terletak dalam granula. Sel D sekitar 1% menggandung mensekresi pankreatik polipeptida,jumlahnya lebih sedikit letaknya berdekatan dengan sel A,berisi gelembungan kecil,berada dalam pulau langerhans didaerah kepala pankreas,sel D melepaskan somatostatin yang dapat menghambat insulin dan glukosa. Insulin merupakan protein kecil yang terdiri dari dua rantai asam amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum dapat berfungsi, insulin harus berdekatan dengan protein resptor yang besar dalam membran sel. Sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah,kadar glukosa darah yang berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukosa normal atau rendah maka sekresi insulin akan berkurang,glukosa masuk ke dalam darah tanpa dipengaruhi oleh adanya insulin dan langsung dapat merangsang sekresi insulin.
h.)    Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin gonat adalah testes pria dan ovarium pada wanita yang mempunyai fungsi reproduksi dan endokrin. Sebagai kelenjar endokrin testes menghasilkan hormon seks,yaitu androgen dan sperma,sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron yang memproduksi sel telur. ( saifudin,2002 )

B.     Konsep dasar Diabetes mellitus
1.      Pengertian
Diabetes militus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relatif.(Syahfril Syahbudin,2004)
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Brunner  dan suddarth,2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).


2.      Klasifikasi diabetes mellitus
Diabetes melitus dibedakan dalam dua tipe yaitu:
1.      Tipe I        : Diabetes mellitus tergantung insulin
2.      Tipe II      : Diabetes melitus tidak tergantung insulin 
3.      Etiologi
a.      Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta penkreas. Kombinnasi factor genetik,imunologi dan mukin pula lingkungan (misalnya ,infeksi virus)di perkirakan turut menimbulkan distruksi sel beta.
a)      Faktor-faktor Genetik
b). Faktor-faktor Imunologi
c).Faktor-faktor Lingkungan

b.      Diabetes Tipe ll
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan rssistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tip II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe ll. Faktor-faktor ini adalah:
a.)    Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b)      Obesitas
c)      Riwayat keluarga

c.       Tanda dan Gejala diabetes mellitus
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun
tidak semua dialami oleh penderita :
1.      Bau mulut yang khas (amoniak)
2.      Jumlah urine yang banyak dikeluarkan (Polyuria)
3.      Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
4.      Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
5.      Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
6.       Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
7.      Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
8.       Cepat lelah dan lemah setiap waktu
9.      Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

Penderita diabetes tipe II bisa tidak menunjukkan gejala-gejala selama beberapa tahun, Jika kekurangan insulin semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering berkemih dan sering merasa haus. Jarang terjadi ketoasidosis.
Jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik.

4.      Patofisiologi
1. Tipe I : IDDM
Hampir 90-95% islet sel pankreas hancur sebelum terjadi hiperglikemia akibat dari antibodi islet sel. Kondisi tersebut menyebabkan insufisiensi insulin dan meningkatkan glukosa. Glukosa menumpuk dalam serum sehingga menyebabkan hiperglikemia, kemudian glukosa dikeluarkan melalui ginjal (glukosuria) dan terjadi osmotik diuresis. Osmotik diuresis menyebabkan terjadinya kehilangan cairan dan terjadi polidipsi. Penurunan insulin menyebabkan tubuh tidak bisa menggunakan energi dari karbohidrat sehingga tubuh menggunakan energi dari lemak dan protein sehingga mengakibatkan ketosis dan penurunan BB. Poliphagi dan kelemahan tubuh akibat pemecahab makanan cadangan.

2. Tipe II : NIDDM
Besar dan jumlah sel beta pankreas menurun tidak diketahui sebabnya. Pada obesitas, kemampuan insulin untuk mengambil dan memetabolisir glukosa ke dalam hati, muskuloskeletal dan jaringan berkurang. Gejala hampir sama dengan DM Tipe I dengan gejala non spesifik lain (pruritus, mudah infeksi)

5.      Penatalaksanaan medis
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vasvuler serta neuropatik. Tujuan terapetik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa dara normal (euglikemia) tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien.
Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes:
a.    Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makanan walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan makanan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya. Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang seimbang dengan komposisi Idealnya sekitar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencugah agar berat badan ideal dengan cara:
1)        Kurangi Kalori
2)        Kurangi Lemak
3)        Kurangi Karbohidrat komplek
4)        Hindari makanan manis
5)        Perbanyak konsumsi sera

b.    Latihan
1)      Hindari dehidarasi, minum 500cc
2)      Diperlukan teman selama berolah raga
3)      Jangan olah raga jika merasa ‘tak enak badan’
c.     Terapi (jika diperlukan)
1)   Terapi Gizi pada DM Tipe 1
Perlu ditetapkan perencanaan makan yang berdasarkan asupan makan sehari-hari individu dan digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi insulin dengan pola makan dan latihan jasmani yang biasanya dilakukan. Individu yang menggunakan terapi insulin dianjurkan makan pada waktu yang konsisten dan sinkron dengan waktu kerja insulin yang digunakan. Selanjutnya individu perlu memantau kadar glukosa darah sesuai dosis insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.
2)   Terapi Gizi PadaDM Tipe 2
Penekanan tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 hendaknya pada pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi. Penurunan berat badan dan diet hipokalori (pada pasien yang gemuk) biasanya memperbaiki kadar glikemik jangka pendek dan mempunyai potensi meningkatkan control metabolik jangka lama. Diet dengan kalori sangat rendah, pada umumnya tidak efektif untuk mencapai penurunan berat jangka lama, dalam hal ini perlu ditekankan bahwa tujuan diet adalah pada pengendalian glukosa dan lipid. Namun demikian pada sebagian individu penurunan berat badan dapat juga dicapai dan dipertahankan.
Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari
.
Penanganan di sepanjang perjalanan penyakit diabetes akan bervariasi karena terjadinya perubahan pada gaya hidup, keadaan fisik dan mental penderitanya di samping karena berbagai kemajuan dalam metode terapi yang dihasilkan dari riset. Karena iti, penatalaksanaan diabetes meliputi pengkajian yang konstan dan modifikasi rencana penanganan oleh professional kasehatan di samping penyesuian terapi oleh pasien sendiri setiap hati. Meskipun tim kesehatan akan mengarahan penanganan tersebut,namun pasien sendirilah yang harus bertnggung jawab dalam pelaksanaan terapi yang komplek itu setiap harinya,karena alasan ini,pendidikan pasien dan keluarganya dipandang sebagai komponen yang penting dalam menangani pengakit diabetes  sama penting nya denagn komponen lain pada terapi diabetes.

6.      . Pemeriksaan penunjang
      Glukosa darah puasa (fasting blood glucose) adalah pemeriksaan gula darah terhadap seseorang yang telah dipuasakan semalaman. Biasanya orang tersebut disuruh makan malam terakhir pada pukul 22.00; dan keesokan paginya sebelum ia makan apa-apa, dilakukan pemeriksaan darah. Nilai normal untuk dewasa adalah 70-110 mg/dL. Seseorang dinyatakan diabetes melitus apabila kadar glukosa darah puasanya lebih dari 126 mg/dL. Sedangkan kadar glukosa darah puasa di antara 110 dan 126 mg/dL menunjukkan gangguan pada toleransi glukosa, yang perlu diwaspadai dapat berkembang menjadi diabetes melitus di masa mendatang.
      Glukosa darah sewaktu atau glukosa darah 2 jam postprandial (2 jam setelah makan) adalah pemeriksaan gula darah terhadap seseorang yang tidak dipuasakan terlebih dahulu. Perbedaannya adalah untuk skrining atau pemeriksaan penyaring, biasanya diperiksa glukosa darah sewaktu. Tanpa ditanya apa-apa atau disuruh apa-apa, glukosa darah langsung diperiksa. Sedangkan untuk keperluan diagnostik, dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam postprandial segera setelah glukosa darah puasa diperiksa. Beban yang diberikan adalah glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam 200 mL air yang dihabiskan dalam 5 menit. Selanjutnya subjek diistirahatkan selama 2 jam (tidak boleh beraktivitas fisik berlebihan). Nilai normal untuk dewasa adalah kurang dari 140 mg/dL. Seseorang dinyatakan diabetes melitus apabila kadar glukosa darah sewaktunya lebih dari 200 mg/dL. Di antaranya dinyatakan mengalami gangguan toleransi glukosa.
        Glycosylated hemoglobin (HbA1c) adalah pemeriksaan penunjang diabetes melitus yang ditujukan untuk menilai kontrol glikemik seorang pasien. HbA1c adalah salah satu fraksi hemoglobin (bagian sel darah merah) yang berikatan dengan glukosa secara enzimatik. HbA1c ini menunjukkan kadar glukosa dalam 3 bulan terakhir, karena sesuai dengan umur eritrosit (sel darah merah) yaitu 90-120 hari. Nilai HbA1c yang baik adalah 4-6%. Nilai 6-8% menunjukkan kontrol glikemik sedang; dan lebih dari 8%-10% menunjukkan kontrol yang buruk. Pemeriksaan ini penting untuk menilai kepatuhan seorang pasien diabetes dalam berobat. Bisa saja seorang pasien yang sudah tahu akan diperiksa glukosa darahnya melakukan olahraga ekstra keras atau menjaga makanannya dengan hati-hati agar saat diperiksa glukosa darah sewaktunya memberi hasil yang normal; namun dengan pemeriksaan HbA1c, semua itu tidak bisa dibohongi. Kepatuhan pasien dalam 3 bulan terakhir terlihat dari tinggi rendahnya kadar HbA1c. Selain itu, HbA1c juga dapat meramalkan perjalanan penyakit, apakah pasien berpeluang besar mengalami komplikasi atau tidak; berdasarkan kadar kontrol glikemiknya.
7.      Komplikasi
Berikut ini komplikasi yang timbul pada diabetes mellitus:
a.    Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskuler (risiko ganda)
b.     Kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis)
c.     Kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi
d.   Gangren dengan risiko amputasi
8.      Pencegahan
Melalui perubahan gaya hidup. Membuat beberapa perubahan sederhana dalam gaya hidup sekarang dapat membantu mencegah dan mengendalikan diabetes. Pertimbangkan upaya pencegahan diabetes mellitus:
1. Lakukan lebih banyak aktivitas fisik
2. Dapatkan banyak serat dalam makanan
3. Makanlah kacang-kacangan dan biji-bijian
4. Turunkan berat badan
5. Perbanyak minum produk susu rendah lemak
6. Kurangi lemak hewani
7. Kurangi konsumsi gula
8. Berhenti merokok
9. Hindari lemak trans .
10. Dapatkan dukungan
Selain upaya pencegahan diabetes mellitus di atas kita juga bisa menggunakan jelly gamat gold-g untuk pencegahan diabetes dan juga merupakan solusi pengobatan alternatif atau tradisional  herbal untuk mengatasi dan mengobati sekaligus menyembuhkan penyakit diabetes melitus secara alami.




















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

A.    Pengkajian
1)      Identitas klien seperti : nama,umur,jenis kelamin,agama,pekerjaan dll
2)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
3)      Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
4)      Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
5)      Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
6)      Integritas Ego
Stress, ansietas
7)      Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria )
8)      Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
9)      Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
10)  Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
11)  Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.


B.     Rencana keperawatan
1)      Diagnosa :           hiperglikemi berhubungan dengan ketidakadekuatan insulin
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan : klien mendapatkan kebutuhan insulin yang cukup
Intervensi             :
-          Kaji tingkat hipo dan hiper glukosa
R : untuk mengetahui tingkat kadar glukosa dalam darah
-          Kaji mukosa dan turgor kulit
R : untuk mengetahui keadaan mukosa dan kulit klien
-          Kolaborasi dengan tim gizi dalam melakukan diet
R : agar kebutuhan akan nutrisi terpenuhi
-          Kolaborasi dengan lab dalam pemeriksaan gdt,aseton dan urin
R : untuk mengetahui kadar glukosa darah
-          Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi farmakologi
R : agar tercukupinya kebutuhan insulin
2)      Diagnosa  :           kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan : klien tidak merasa haus lagi dan kulit klien tidak kering lagi
Intervensi :
-          Monitor tanda-tanda vital klien
R : untuk mengetahui perubahan tanda-tanda vital klien
-          Kaji suhu,warna kulit dan kelembaban
R : untuk mengetahui apakah klien masih dehidrasi atau tidak
-          Kaji nadi perifer,turgor kulit dan membran mukosa
R : merupakan indikator dari tingkat dehidrasi
-          Berikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
R : untuk mempertahankan hidrasi atau volume sirkulasi

3)      Diagnosa :           nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Intervensi :
-          Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
R : mengkaji pemasukan makanan yang adekuat
-          Tentukan program diet dan pola makan yang sesuai
R : mengidentifikasi kekurangan dan penyimpanan dari kebutuhan
-          Berikan makanan yang cair yang mengandung zat makanan yang baik
R : untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi klien
-          Kolaborasi dalam pemeriksaan gula darah
R : untuk mengetahui kadar glukosa klien




4)      Diagnosa :            kelelahan berhubungan dengan penurunan perubahan metabolik
Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan klien dapat beraktifitas walaupun ditempat tidur
Intervensi :
-          Diskusikan dengan klien kebutuhan akan aktivitasnya
R : untuk meningkatkan motivasi klien
-          Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup
R : mencegah kelelahan yang berlebihan
-          Pantau nadi,frekuensi pernafasan,dan tekanan darah sebelum/sesudah aktifitas
R : mengindikasikan tingkat aktifitas yang dapat ditoleransi
-          Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktifitas
R : meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktifitas

5)      Diagnosa  :           kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam diharapkan klien mengerti tentang sakitnya
Intervensi :
-          Ciptakan lingkungan yang saling percaya
R : untuk membina hubungan yang baik dengan klien
-          Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan
R : partisipasi dalam perencenaan meningkatkan antusias dan kerja sama pasien.
-          Kaji tingkat pengetahuan klien
R : untuk mengetahui pengetahuan klien tentang penyakit DM
-          Lakukan penkes
R : untuk memberikan pengetahuan klien
-          Anjurkan klien untuk memeriksa gula darahnya
R : untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah klien