Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Pre-School / Pra-Sekolah



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.

B.     Tujuan
Tujuan Intruksional Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.
Tujuan Instruksional Khusus :
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah.
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anka usia prasekolah.
5.      Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak prasekolah.

C.     Ruang lingkup penulisan
Ruang lingkup penulisan makalah ini yaitu konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan perawat pada klien dengan gangguan sistem endokrin terutama kanker tiroid

D.    Metode penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriftif yaitu dengan penjabaran masalah – masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan literatur yang ada baik di perpustakaan maupun di media internet sebagai pelengkap baik itu media blog, web, maupun artikel.
E.     Sistematika penuisan
Makalah ini terdiri dari 4 bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I             :Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II            :Tinjauan teoritis yang terdiri dari konsep dasar asuhan keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah
BAB III          : Asuhan Keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah
BAB IV          : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Definisi keluarga
1.      Friedman (1998)  
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
2.      Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.
3.      Sumardjan (1993)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan jalur keturunan.
4.      Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya.
5.      Burgess dan Locke (1992)
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
B.     Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah
1.      Definisi tumbuh kembang pada anak
a.       Pertumbuhan (Growth)
Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)(Soetjiningsih : 1998). Perubahan ukuran atau nilai-nilai yang memberikan ukuran tertentu dalam kedewasaan
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).
b.      Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998). Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau sosial yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan
2.      Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah
a.       Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
b.      Perkembangan
Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB, Mulai memahami waktu, Penggunaan tangan primer terbentuk.
1)      Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
Negatif : Memegang genetalia
Positif : Egosentris: sosial interaksi , Mempertahankan keinginan             
2)      Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
3)      Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a)      Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
b)      Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
4)      Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasra peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
a)      Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
b)      Orientasi hukuman dan ketaatan
Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anak berbuat salah, orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar maka orang tua tidak memberikan hukuman
c)      Anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang memuaskan mereka sendiri.
C.     Tugas perkembangan anak usia prasekolah
1.      Personal / sosial
a.       Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
b.      Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
c.       Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
d.      Keluarga merupakan kelompok utama
e.       Kelompok meningkat kepentingannya
f.       Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
g.      Agrsif
h.      Motorik
1)      Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2)      Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
3)      Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
i.        Bahasa dan kognitif
1)      Egosentrik
2)      Ketrampilan bahsa makin baik
3)      Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
4)      Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi masalah.
j.        Ketakutan
1)      Pengrusakan diri
2)      Dikebiri
3)      Gelap
4)      Ketidaktahuan
5)      Objek bayangan, tak dikenal.
D.    Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah
1.      Membantu anak untuk bersosialis
2.      Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.
3.      Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
4.      Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
5.      Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6.      Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
E.     Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1.      Faktor dalam (internal):
a.       Genetika
b.      Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Tinggi badan orang Eropa akan berbeda dengan orang Indonesia atau bangsa lainnya, dengan demikian postur tubuh tiap bangsa berlainan.
c.       Keluarga
Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
d.      Umur
Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
e.       Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki
f.       Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
g.      Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
2.      Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
3.      Faktor pranatal
a.       Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester akhir kehamilan
b.      Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
c.       Toksin, zat kimia, radiasi
d.      Kelainan endokrin
e.       Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
f.       Kelainan imunologi
g.      Psikologis ibu
4.      Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
5.      Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbang anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
F.      Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
1.      Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak.No            Masalah/ Penyakit       Manajemen Teraupetik Dan Komplikasi         Pertimbangan Keperawatan
a.       Diare (Gastroenterologi) Agen pembuka: bakteri dan virus.
b.      Varicella ( cacar air )
c.       Campak
2.      Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3.      Bahaya fisik
a.       Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
b.      Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
4.      Bahaya psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
5.      Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.
Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.












BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
1.      Identitas
a.       Nama pasien
Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan dengan pasien lain.
b.      Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko pada epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penatalaksanaan untuk epilepsi.
c.       Agama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya.
d.      Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota keluarga terutama orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang bagi anak sekolah dengan masalah kesehatan epilepsi.
e.       Komposisi keluarga
Dimaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah terdapat anggota keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit turunan.
f.       Tipe keluarga
Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar perhatian dan peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang mengalami sakit.
g.      Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses penyembuhan penyakit pada anak dan pemanfaatan sarana kesehatan bagi anak yang sakit.
h.      Alamat
Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah bila diperlukan.
i.        Aktivitas rekreasi keluarga
Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas rekreasi keluarga yang digunakan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan sehari-harinya.
2.      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a.       Tahap perkembangan keluarga saat ini.
b.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
c.       Riwayat keluarga inti.
d.      Riwayat keluarga sebelumnya.
3.      Lingkungan
a.       Karakteristik rumah.
b.      Karakteristik lingkungan.
c.       Mobilitas keluarga.
d.      Hubungan keluarga dengan lingkungan.
e.       Sistem sosisl yang mendukung.
4.      Struktur keluarga
a.       Pola komunikasi.
b.      Pengambilan keputusan.
c.       Peran anggota keluarga.
d.      Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
e.       Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1)      Identitas anak.
2)      Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3)      Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4)      Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5)      Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).
6)      Pemeriksaan fisik.
5.      Pengkajian data fokus meliputi:
a.       Bagaimana karakteristik teman bermain.
b.      Bagaimana lingkungan bermain.
c.       Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah.
d.      Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang dimiliki.
e.       Bagaimana temperamen anak saat ini.
f.       Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang.
g.      Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
h.      Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
i.        Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
j.        Sudahkah anak memperoleh imunisasi ulangan selain di sekolah.
k.      Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat bermain.
l.        Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
m.    Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah, apa jenisnya.
n.      Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luang.
o.      Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarganya.
CONTOH KASUS
Seorang ibu ( Ny. R ) membawa anaknya (An. T)  yang berusia 5 tahun ke puskesmas dengan keluhan anak BAB encer dan buang air besar lebih dari 8 kali dalam 10 jam terakhir dan di sertai gatal gatal anak lemas dan tidak mau makan dari hasil pemeriksaan di dapat TTV anak tidak normal / kurang dari normal. Dari penuturan ibu klien , bahwa anaknya hipeeraktif dalam beraktivitas dan lingukungan rumah dari ibu berada dekat dengan sungai yaitu 50 meter sehingga sebagian besar aktifitas warga di sekitar termasuk ibu penderita dilakukan di sungai tersebut seperti menycuci , mandi dll. Ibu klien juga mengatakan tidak mengetahui penyebab dari penyakit anaknya.
A.    DIAGNOSA
1.         Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An. T b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah diare yang ditandai dengan
Ds :
-          Ibu klien mengatakan anaknya BAB sering dan cair
-          Ibu klien mengatakan anaknya BAB 8 x sehari
Do :
-          Klien tampak pucat
-          BAB klien tampak cair
-          TTV anak kurang dari normal
2.         Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada keluarga Ny. R tentang penyebab penyakit
Ds :
-          Ibu klien mengatakan tidak tau penyebab penyakit anaknya
Do :
-          Ibu klien tampak bingung
B.     SKORING:
No
Kriteria
Nilai
Bobot
1
Sifat msalah:


Sakala: tidak /kurang sehat

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera
3
2
1
1
2
Kemungkinan masalah dapat di ubah:


Skala:   mudah

Sebagian

Tidak dapat
2
1
0
2
3
Kemungkinan masalah dapat di cegah:


Skala:    tnggi

Cukup

Rendah
3
2
1
1
4
Menonjolnya msalah:

Skala: Masalah berat harus segera di tangani

Ada msalah tapi tidak perlu di tangani.

Msalah tidak di rasaka
2
1
0
1

Diagnosa I
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah diare.
Sifat masalah : 2/3×1=2/3
Kemungkinan msalah dapat di ubah: 2/2×2=2
Potensi msalah dapat di cegah : 3/3×1=1
Menonjolnya msalah : 2/2×1=1
TOTAL= 1+2+2/3+1=11/3=4.7

Diagnosa II

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada keluarga Ny. R tentang penyebab penyakit
Sifat masalah : 3/3×1=1
Kemungkinan msalah dapat di ubah: 1/2×2=1
Potensi msalah dapat di cegah : 2/3×1=2/3
Menonjolnya msalah : 2/2×1=1
TOTAL= 1+1+2/3+1=11/3=3,7

C.     INTERVENSI
1.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah diare.       
a.       Memberikan penjelasan tentang diare kepada keluarga
b.      Membantu keluarga dalam mengenal masalah diare
c.       Membantu keluarga untuk mengambil tindakan terhadap penanganan diare
d.      Membantu keluarga dalam menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan untuk mencegah diare
e.       Membantu keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan di lingkungan setempat untuk pengobatan diare
2.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi pada keluarga Ny. R tentang penyebab penyakit
a.       Membantu keluarga dalam mengenal masalah tentang penyakit
b.      Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit pada klien dan keluarga
c.       Membantu keluarga dalam menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan untuk mengatasi dampak penyakit kulit
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB, Mulai memahami waktu, Penggunaan tangan primer terbentuk.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah yang diantaranya : Membantu anak untuk bersosialis , Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi, Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar), Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak, Pembagian tanggung jawab anggota keluarga, Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

B.     Saran
1.      Perawat diharapkan dapat mengetahui teori mengenai konsep keperawatan keluarga dengan anak pra sekolah dan pelaksanaan asuhan keperawatannya pada keluarga tersebut
2.      Institusi pendidikan keperawatan dapat memberikan pendidikan yang mendalam mengenai gangguan sistem endokrin terutama kanker tiroid sehingga ketika turun kelapangan mahasiswa dan mahasiswi dapat melakukan perawatan yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih (1994), Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana, Jakarta. EGC,
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.