BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama yaitu, sistem syaraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karekteristik tertentu. Misalnya medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari syaraf (neural).
1. Struktur
Terdapat 2 type kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh. Seperti kulit / organ internal seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana, kelenjar ini tidak mempunyai saluran keluar dan mencurahkan sekresinya langsung ke sirkulasi darah. Kelenjar ini terdiri dari deretan sel-sel lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat yang halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin termasuk : hepar, Pankreas, (kelenjar eksorin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Kelenjar endokrin termasuk:
Terdapat 2 type kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan tubuh. Seperti kulit / organ internal seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana, kelenjar ini tidak mempunyai saluran keluar dan mencurahkan sekresinya langsung ke sirkulasi darah. Kelenjar ini terdiri dari deretan sel-sel lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat yang halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin termasuk : hepar, Pankreas, (kelenjar eksorin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Kelenjar endokrin termasuk:
a. Pulau Lagerhans pada pancreas
b. Gouad (ovarium & testis) Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid, paratiroid, serta timus
1. Hormon dan Fungsiny
Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus kedalam aliran darah. Selanjutnya hormone tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek dari hormone (menurut starling). Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.Sistem endokrin mempunyai 5 fungsi umum:
a. Membedakan sistem syaraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang.
b. Menstimulasi urutan perkembangan.
c. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
d. Memelihara lingkungan internal optimal.
2. Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormone mempunyai karekteristik tersebut. Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormone mempunyai karekteristik tersebut. Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
a. Sekresi diurnal adalah pola dan turun dalam periode 24 jam. Contoh : kortisol.
b. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik dan turun sepanjang waktu tertentu, setiap bulanan. Contoh : Estrogen adalah hormone siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus mentruasi.
c. Type sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar substrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif / negative dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam suatu lingkungan optimal. Hormon mengatur laju aktifitas selular. Hormon tidak mengalami perubahan biokimia. Hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandumg reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependent dan interpenden. Pelepasan hormone ini dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif / negative dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam suatu lingkungan optimal. Hormon mengatur laju aktifitas selular. Hormon tidak mengalami perubahan biokimia. Hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandumg reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependent dan interpenden. Pelepasan hormone ini dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya.
3. Peran Hipotalamus dan Kelenjar Hipotise
Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipotise Aktifitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persyarafan dengan sistem endokrin dalam berespon terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormone dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormone releasing dan inhibiting. Hormone ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pitvitari yang mengatur pembentukan dan sekresi hormone hifofise.
a. Kelenjar Hipofise
Kelenjar ini disebut juga kelenjar pitvitari. Karena menghasilkan dan mengatur hormone-hormon pada bagian tubuh lainnya, sehingga disebut “ Master of bland “ kelenjar hipotise terletak di dasar tengkorak (pada bagian Sela Tursika) Fossa pitvitary os spenoidal. Berat kelaenjar kurang lebih 0,5 gram dan bentuknya seperti kacang.
Kelenjar hipofise mempunyai 3 lobus, yaitu :
Kelenjar hipofise mempunyai 3 lobus, yaitu :
a). Lobus posterior hipofisis terutama dibentuk oleh ujung axon dari nuclei supraotikum dan para ventrikulasi hypothalamus.
b). Lobus anterior dibentuk oleh pita sel menjalin dan jaringan luas kapiler sinusoid.
c). Lobus intermedia dibentuk didalam sel embrio dari tengah dorsal kantong ratke (suatu evaginasi atau jantung).
b. Kelenjar Tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depan. Merupakan kelenjar yang terdapat didalam leher bagian depan bawah melekat pada dinding laring. Kelenjar ini mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan kiri. Antara kedua lobus dihubungkan dengan isthmus. Isthmus merupakan lapisan tipis dari tyroid. Pada kelenjar tyroid terdapat 2 sel yaitu sel follicular dan sel para follicular. Sel-sel ini menghasilkan hormone tiroksin (T4) & triodotironin (T3) sedangkan sel parafollicular menghasilkan kalsitonin.
Fungsi dari kelenjar tyroid, terdiri dari :
a). Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
b). Mengatur penggunaan oksidasi
c). Mengatur pengeluaran karbondioksida
d). Metabolic dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
Fungsi hormone-hormon tiroid antara lainj adalah :
a) Mengatur laju metabolisme tubuh (meningkatkan konsumsi oksigen).
b) Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan syaraf.
c) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
d) Merangsang pembentukan sel darah merah.
e) Efek kronotrofik terhadap jantung yaitu menembah kekuatan kontraksi otot dan menembah frekuensi irama jantung.
f) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai konpensasi irama jantung tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
g) Bereaksi sebagai antagonis insulin.
c.Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karena itu kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah (terletak dipermukaan belakang kelenjar tiroid). Ukuran masing-masing kira-kira 5 X 52 mm. Memiliki berat masing-masing 25 – 30 mg sehingga berat keseluruhan kira-kira 120 mg.
Kelenjar ini terdiri dari 2 jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells.Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormone paratiroid / parathormon (PTH). Pharathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh organ targetnya adalah tulang, PTH mempertahankan reabsorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat. Selain itu hormone ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg tubulus ginjal, meningkatkan P, Hco3 dan Na karena sebagian besar kalsium disimpan ditulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.
Kelenjar ini terdiri dari 2 jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells.Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormone paratiroid / parathormon (PTH). Pharathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh organ targetnya adalah tulang, PTH mempertahankan reabsorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat. Selain itu hormone ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg tubulus ginjal, meningkatkan P, Hco3 dan Na karena sebagian besar kalsium disimpan ditulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang.
d. Kelenjar Adrenal/Suprarenal
Kelenjar ini terletak diatas ginjal dean berada dibelakang abdomen. Jumlahnya ada 2 bentuknya ceper dan lebih menonjol kebagian kutubnya. Berat masing-masing kelenjar ini kira-kira 5 - 9 gram. Dan kadang juga di sebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.Kelenjar adrenal terdiri dari 2 lapis yaitu bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal.
1. Korteks adrenal
Merupakan bagian terbesar dari berat keseluruhan kelenjar Adrenal + 90 % dari berat keseluruhan kelenjar adrenal. Berat bagian ini kira-kira 5 – 7 gam. Korteks adrenal merupakan bagian keluar dari kelenjar adrenal. Bagian ini terdiri dari sel-sel epitel yang besar dan berisi Lipoid. Sel-sel itu Foam Cell. Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup kehilangan hormone adrenokortikal dapat menyebabkan kematian
Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormone steroid yaitu:
a).Mineralokortikoid
Pada manusia adalah aldosteran dibentuk pada zona glome rulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium. Aktifitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
b).Glukokortikoid
Dibentuk dalam zona fasikulata kortisol merupakan glukokortikoid uatama pada manusia. Kortisal mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam : metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar gula darah, metabolisme protein, keseimbangan cairan dan elektrolit, inflomasi dan imunitas dan terhadap stessor.
c). Gonadokortikoid (Hormon seks)
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormone seks yang disekresi oleh gonad. Namun kelebihan produksi hormone seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme, sementara kelebihan estrogen (missal : akibat karsinoma adrenal) menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.
2. Korteks medulla (Medulla Adrenal)
Terletak pada bagian dalam dari kelenjar adrenal sel-sel medulla Adrenal berbentuk lomjong serta tersusun dalam kelompok-kelompok dan sekitarnya terdapat pembuluh darah kapiler. Sel-sel medulla adrenal yang mengeluarkan hormone disebut “ Sel chromaffin”. Medulla adrenal menghasilkan hormone Adrenal meningkatkan denyut nadi, tekanan darah, denyut jantung dan lain-lain, Non Adrenalin vasokontriksi arteri nadi dan meningkatkan kecepatan metabolisme.
e. Kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenial ke lien. Panjang sekitar 10 – 20 cm dan lebar 2,5 – 5 cm. Kelenjar pancreas berfungsi sebagai kelenjar eksorin dan kelenjar endokrin. Sebagai kelenjar eksorin, pancreas menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan makanan. Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pancreas menghasilkan hormone yang disekresikan kedalam pembuluh darah.Pulau-pulau langerhans pada pancreas menghasilkan 3 hormon yaitu :
1. Insulin (dihasilkan oleh sel betha) Fungsi : Meningkatkan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak sehingga menurunkan kadar glukosa darah.
2. Glukagon (dihasilkan oleh sel alpha) Fungsi : Memobilisasi simpanan glikogen dengan demikian meningkatkan kadar glukosa darah.
3. Somastotatin (dihasilkan oleh sel darah) Fungsi: menurunkan sekresi insulin, glukogan, pertumbuhan hormone, dan beberapa hormone gastrointesrinal. Organ dan sasaran hormon-hormon tersebut adalah hepar, otot, dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh hormone-hormon tersebut.
Efek pada hepar :
a). Meningkatkan sintesa dan penyimpangan glukosa.
b). Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis.
c). Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar.
f. Kelenjar kelamin (kelenjar gonad)
Kelenjar ini berbentuk pada minggu-minggu gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosterone retal yang terlihat jelas pada minggu ketujuh da kedelapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa pre pubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.
1. Testis
Merupakan kelenjar endokrin yang terdapat pada laki-laki. Dua buah testis ada dalam skrotum. Testis mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Testis menghasilkan hormone : testosterone dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankanspermatogenesis.
Struktur dari testis itu sendiri yaitu terbentuk oval (lomjong) dengan berat kira-kira 10 – 14 gram. Panjangnya 4 – 5 cm dan lebar 2,5 cm. Masing-masing testis terdiri dari lilitan tubulus seminiferus yang menghasilkan sperma. Diantara tubulus seminiferus terdapat sel-sel yang menghasilkan hormone kelamin. Sel-sel yang menghasilkan hormone kelamin tersebut adalah Interstitial Cells atau sel leyding. Sel-sel tersebut mengeluarkan hormone kelamin laki-laki (androgen) yaitu hormon testosterone.
Efek testoeteron pada fetus merangsang diferensiasi & perkembangan genital kearah pria. Pda masa pubertas hormone ini akan merangsang perkambangan tanda-tanda seks sekunder. Seperti bentuk tubuh, perkembangan dan pertumbuhan alat gerital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring, penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon arabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
Merupakan kelenjar endokrin yang terdapat pada laki-laki. Dua buah testis ada dalam skrotum. Testis mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Testis menghasilkan hormone : testosterone dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankanspermatogenesis.
Struktur dari testis itu sendiri yaitu terbentuk oval (lomjong) dengan berat kira-kira 10 – 14 gram. Panjangnya 4 – 5 cm dan lebar 2,5 cm. Masing-masing testis terdiri dari lilitan tubulus seminiferus yang menghasilkan sperma. Diantara tubulus seminiferus terdapat sel-sel yang menghasilkan hormone kelamin. Sel-sel yang menghasilkan hormone kelamin tersebut adalah Interstitial Cells atau sel leyding. Sel-sel tersebut mengeluarkan hormone kelamin laki-laki (androgen) yaitu hormon testosterone.
Efek testoeteron pada fetus merangsang diferensiasi & perkembangan genital kearah pria. Pda masa pubertas hormone ini akan merangsang perkambangan tanda-tanda seks sekunder. Seperti bentuk tubuh, perkembangan dan pertumbuhan alat gerital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring, penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon arabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
2. Ovarium
Merupakan kelenjar endokrin pada wanita, berfungsi sebagai organ endokrin juga sebagai organ reproduksi. Struktur dari ovarium yaitu terdiri dari 2 buah, berbentuk memanjang dengan panjang kira-kira 2,5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebalnya 0,6 – 1,5 cm serta letaknya pada bagian pelvic abdomen pada sisi uterus.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesterone sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk di buahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk oleh sel-sel granulose folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesterone dibentuk oleh sel lutein korpus luteum sebagai respon terhadap sekresi luteinizing hormone.
Merupakan kelenjar endokrin pada wanita, berfungsi sebagai organ endokrin juga sebagai organ reproduksi. Struktur dari ovarium yaitu terdiri dari 2 buah, berbentuk memanjang dengan panjang kira-kira 2,5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebalnya 0,6 – 1,5 cm serta letaknya pada bagian pelvic abdomen pada sisi uterus.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesterone sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk di buahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk oleh sel-sel granulose folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesterone dibentuk oleh sel lutein korpus luteum sebagai respon terhadap sekresi luteinizing hormone.
g. Kelenjar timus
Merupakan organ Lymphoid yang terdiri dari 2 bagian / lobus. Kelenjar ini terletak dibelakang sternum pada bagian depan rongga mediastinum (ruangan pada bagian tengah rongga dada), bifurcation (percabangan)trochea.
Berat kelenjar ini pada bayi kira-kira 10 gram. Ukuran tersebut akan bertambah setelah masa remaja sampai mencapai 30 – 40 gram. Tetapi setelah dewasa ukurannya akan mengecil. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya aktivitas hormone steroid adrenal. Kelenjar timus menghasilkan satu bahan yang berperan dalam perkembangan sel induk limfosituntuk mempertahankan kekebalan tubuh.
Berat kelenjar ini pada bayi kira-kira 10 gram. Ukuran tersebut akan bertambah setelah masa remaja sampai mencapai 30 – 40 gram. Tetapi setelah dewasa ukurannya akan mengecil. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya aktivitas hormone steroid adrenal. Kelenjar timus menghasilkan satu bahan yang berperan dalam perkembangan sel induk limfosituntuk mempertahankan kekebalan tubuh.
B. Konsep Dasar Penyakit Feokromositoma
1. Pengertian
Feokromositoma merupakan tumor yang biasanya bersifat jinak dan berasal dari sel-sel kromofin medula adrenal, dimana dapat terjadi pada segala usia, tetapi insiden puncaknya terletak pada usia antara 25 dan 50 tahun ( whalen, Althausen dan Daniels, 1992 )
Feokromositoma adalah suatu tumor yang berasal dari sel-sel kromafin kelenjar adrenal, menyebabkan pembentukan katekolamin yang berlebihan.
2. Etiologi
Etiologi penyakit feokromositoma yaitu:
a. Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin
b. Feokromositoma juga bisa terjadi pada penderita penyakit von Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor jinak (hemangioma)
c. Pada penderita penyakit von Recklinghausen ( neurofinromatosis, pertumbuhan tumor berdaging pada saraf ).
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala penyakit feokromositoma yaitu:
a. Gejala yang paling menonjol adalah tekanan darah tinggi, yang bisa sangat berat. Pada sekitar 50% penderita, tekanan darah tinggi ini bersifat menetap
b. Jantung berdebar-debar dan berdenyut lebih cepat
c. Berkeringat berlebihan
d. Pernapasan cepat
e. Kulit dingin dan lembab
f. Sakit kepala hebat
g. Nyeri dada dan perut
h. Mual dan muntah
i. Gangguan penglihatan
j. Jari tangan kesemutan
4. Komplikasi
Komplikasi penyakit feokromositoma yaitu:
a. Retinopati hipertensif
b. Nefropati hipertensif
c. Miokarditis
d. Peningkatan agresi trombosis
e. Gagal jantung kongestif trombosis
f. Gagal jantung kongestif dan vaskuler
g. Aritmia
h. Syok ireversible
i. Gagal ginjal
5. Pemariksaaan Laboraterium
a. Pengukuran metabolit katekolamin urin
Metanefrin ( MN ) dan asam vanililmandelat ( VMA ) atau katekolamin bebas merupakan tes diagnostik standar yang digunakan dalam penegakan diagnostik feokromositoma
b. Tes provokatif
Sebagian besar tes ini jarang digunakan dalam evaluasi diagnostik karena timbulnya hasil tes valse positif dan valse negatif karena adanya resiko hipertensi serta hipotensi yang bisa terjadi.
c. Tes supresiksaan klonidin dapat dilakukan jika hasil pemeriksaan urin dan palasma tidak dapat menegakkan diagnosis.
d. Pemeriksaan pencitraan
Seperti pemindai CT scan, MRI dan USG juga dapat dilakukan untuk menentukan lokasi feokromositoma serta jumlah tumor yang ada.
6. Penatalaksanaan Medis
Biasanya pengobatan terbaik adalah pengangkatan/ pembedahan feokromositoma. Pembedahan seringkali ditunda sampai pelepasan katekolamin dapat dikendalikan dengan pemberian obat-obatan, karena kadar katekolamin yang tinggi bisa membahayakan proses pembedahan.
Pemilihan obat biasanya fenoksibenzimen dan propanololdiberikan secara bersamaan, metirosin diberikan mengendalikan tekanan darah tinggi
Jika feokromositoma merupakan suatu kanker yang belum menyebar, maka untuk membantu memperlambat pertumbuhannya bisa diberikan kemoterapi berupa siklofosfamid, vinkristin dan dakarbazin.
Efek bahaya akibat katekolamin yang berlebihan bisa dihambat dengan melanjutkan pemakaian fenoksibenzamin dan propanolol.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT FEOKROMOSITOMA
A. Pengkajian
a. Identitas klien
Indentitas terdiri dari nama, jenis kelamin, agama, suku, pekerjaan, status, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no bed, nama ruangan dan diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan saat didata
Keluhan yang paling dirasakan adalah lemah, pucat, muntah, sakit kepala, sesak, nafas cepat, nadi meningkat dan tekanan darah meningkat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Mempunyai riwayat penyakit von Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan membentuk tumor jinak (hemangioma) dan pada penderita penyakitvon Recklinghausen (neurofinromatosis, pertumbuhan tumor berdaging)
3. Riwayat kesehatan keluarga
Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin
c. Data biologis
1. Nutrisi
a). Kehilangan berat badan
b). Anorexia (kehilangan nafsu makan)
2. Istirahat
Penderita kurang tidur akibat penyakit yang diderita
3. Eliminasi
Pola eliminasi tidak teratur
4. Personal hygnies
Keadaan kulit klien dingin, lembab dan pucat
5. Pola aktifitas
Aktivitas terhambat akibat penyakit yang diderita
d. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum klien
Keadaan umum penderita lemah dan pucat
2. Kesadaran klien
Kesadaraan penderita apatis
3. Observasi TTV
N: 87x/menit
RR: 28x/menit
S: 37 C
TD: 140/80 Mm/Hg
4. Tinggi badan dan berat badan
Berat badan menurun
5. Neurosensori
Mengeluh pusing,sakit kepala, gangguan pada penglihatan, penurunan kekuatan genggaman tangan
6. Pernapasan
Kerja pernapasan meningkat
7. Kardiovaskuler
Vasokonstriksi menyebabkan konstraksi jantung meningkat dan tekanan darah meningkat
B. Analisa Data
No | Tanggal | Data Senjang | Etiologi | Masalah |
1 | 26 maret 2012 09:00 | Ds : · klien mengatakan jantungnya berdebar- debar · klien mengatakan sakit pada dada kiri Do : · klien tampak pucat · kulit dan akral dingin · nadi klien 85 x/ menit · konjungtiva pada mata klien tampak pucat | vasokontriksi | Penurunan curah jantung |
2 | 26 maret 2012 09:00 | Ds : · klien mengatakan badannya lemah · klien mengatakan kepalanya terasa pusing Do : · klien tampak lemah · klien tampak pucat · capilary refil > 3 detik | Penurunan suplay oksigen | Gangguan perfusi jaringan perifer |
3 | 26 maret 2012 09:00 | Ds : · klien mengatakan terasa nyeri pada daerah dada dengan karakteristik P : pada saat sesak Q: terasa ditusuk- tusuk R: pada dada daerah kiri S: 4- 6 (sedang) T: intermiten Do : · klien tampak meringis kesakitan · klien tampak memegang dada kiri | Efek patologis | Nyeri akut |
4 | 26 maret 2012-09:00 | Ds : · klien mengatakan letih pada saat setelah beraktivitas · klien mengatakan ada perasaan tidak nyaman setelah beraktivitas Do : · klien tampak lemah · klien tampak pucat | Ketidak seimbangan suplay dan kebutuhan oksigen | Intoleransi aktivitas |
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada penderita penyakit feokromositoma yaitu:
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokonstriksi
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
3. Nyeri yang berhubungan dengan efek patologis
4. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dengan kebutuhan oksigen
D. Perencanaan Keperawatan
No | Tanggal | Diagnosa Keperawatan | Tujuan dan K.H | Perencanaan | Rasional |
1 | 26 maret 2012 09:30 | Penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi yang ditandai dengan : Ds : · klien mengatakan jantungnya berdebar- debar · klien mengatakan sakit pada dada kiri Do : · klien tampak pucat · kulit dan akral dingin · nadi klien 85 x/ menit · konjungtiva pada mata klien tampak pucat | Peningkatan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam dengan kh : · jantung klien tidak berdebar- debar · klien tidak mengeluh sakit dada · kulit dan akral klien hangat · nadi dalam batas normal 60- 80 x/ menit · konjungtiva tidak tampak pucat | · pantau frekuensi dan irama jantung · auskultasi bunyi jantung · anjurkan tirah baring dalam posisi semi fowler · kolaborasi pemberian obat hidralazin, minoksidil, loniren | · mengetahui intervensi dini · memberikan deteksi dini dan terjadinya komplikasi · peningkatan expansi paru · peningkatan vasodilatasi |
2 | 26 maret 2012 09 : 30 | Ganguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay oksigen yang di tandai dengan : Ds : · klien mengatakan jantungnya berdebar- debar · klien mengatakan sakit pada dada kiri Do : · klien tampak pucat · kulit dan akral dingin · nadi klien 85 x/ menit · konjungtiva pada mata klien tampak pucat · capilary refil > 3 detik | Perfusi jaringan perifer adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan K.H : · sirkulasi jaringan perifer adekuat · Kulit klien tidak tampak pucat · Capilary refill < 3 detik | · Observasi keadaan umum · Mengobservasi TTV dan Capilary Refill · Lakukan latihan ROM | · Pilihan intervensi dini · Memberikan informasi tentang derajat atau keadaan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi · Latihan dapat meningkatkan sirklulasi yang adekuat |
3 | 26 maret 2012 09 : 30 | Nyeri yang berhubungan dengan efek patologis yang ditandai dengan : Ds : · klien mengatakan terasa nyeri pada daerah dada dengan karakteristik P : pada saat sesak Q: terasa ditusuk- tusuk R: pada dada daerah kiri S: 4- 6 (sedang) T: intermiten Do : · klien tampak meringis kesakitan · klien tampak memegang dada kiri | Nyeri hilang/ berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan KH: · klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 1- 3 · klien tidak tampak meringis kesakitan | · observasi keluhan nyeri, pantau skla nyeri menggunakan angka 0 – 10 · lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologi yang tepat yaitu teknik relaksasi atau distraksi · beri informasi tentang berbagai strategi untuk menambah penurunan rasa nyeri · kolaborasi pemberian obat- obatan analgetik | · memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi · sebagai analgetik tambahan · agar pasien dan keluarga dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan perawat · untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri |
4 | 26 maret 2012 09 : 30 | Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai dengan : Ds : · klien mengatakan letih pada saat setelah beraktivitas · klien mengatakan ada perasaan tidak nyaman setelah beraktivitas Do : · klien tampak lemah · klien tampak pucat | Toleransi aktivitas setelah dilakukan tindakan keparawatan selama 3 x 24 jam dengan KH: · klien tidak mengeluh letih pada saat setelah beraktivitas · klien tidak terlihat pucat · klien tampak rileks · klien tidak terlihat lemah | · gunakan teknik penghematanm energi · anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila nyeri dada, nafas pendek, kelemahan atau pusing terjadi · berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung dan pertahankan tirah baring jika diindikasikan | · mempengaruhi pilihan intervensi · mendorong pasienm melakukan hal dengan membatasi penyimpanan energi dan mencegah kelemahan · tidak memperparah kondisi patologis · agar klien dapat beristirahat dan menghemat energi |
E. Implamentasi Keperawatan
No. Dx | Tgl dan Waktu | Tingkat Keperawatan dan Evakuasi Tindakan Keperawatan | Paraf |
1 2. 3 4 | 26 maret 2012 10:00 26 maret 2012 10:00 26 maret 2012 10:00 26 maret 2012 10:00 | - Memantau frekuensi dan irama jantung H: frekuensi jantung klien meningkat R: klien tampak gelisah - Melakukan auskultasi bunyi jantung H: terdengar suara S3 - Menganjurkan tirah baring dalam posisi semi fowler H: sesak klien berkurang - Kolaborasi pemberian obat hidralazin, minoksidil, loniten H: peningkatan vasodilatasi - Mengobservasi TTV dan capilarry refill H: N: 82x/menit RR: 26x/menit S: 37 C TD: 130/70 Mm/Hg - Melakukan latihan ROM H: Peningkatan sirkulasi darah Capirally refill <3 detik - menyelidiki keluhan nyeri, pantau skala nyeri menggunakan angka 0-10 H: mengetahui tingkat nyeri dan skala nyeri 1-3 ( ringan ) - memberikan obat analgetik secara teratur H: nyeri berkurang - mengkaji kemampuan ADL klien H: mengatahui ADL klien - memberikan lingkungan tenang,batasi pengunjung dan kurangi suara bising,pertahankan tirah baring bila di indikasi H: Klien tampak nyenyak beristirahat - menggunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri H: Mempertahankan energi |
F. Evaluasi Keperawatan
No Dx | Tgl dan Waktu | Perkembangan (SOAP) |
1 2 3 4 | 26 maret 2012 10:30 26 maret 2012 10:30 26 maret 2012 10:30 26 maret 2012 10:30 | - Memantau frekuensi dan irama jantung S: klien mengatakan jantungnya berdebar-debar O: klien tampak gelisah A: masalah belum teratasi P: lanjutkan tindakan - Menganjurkan tirah baring dalam posisi semi fowler S: klien mengatakan terasa sesak O: klien tampak sesak A: masalah belum teratasi P: lanjutkan tindakan - Kolaborasi pemberian obat hidralazin, miroksidil, coniten S: klien mengatakan jantungnya tidak berdebar-debar dan tidak sesak lagi O: klien tampak tenang klien tidak tampak sesak nadi dalam batas normal 60-80x/menit A: masalah teratasi P: hentikan tindakan - Mengobservasi TTV dan capirally reffil S : klien mengatakan badannya terasa lemah dan kepalanya terasa pusing O: TTV: N: 82x/menit RR: 26x/menit S: 37 C TD: 130/70 Mm/Hg A : Masalah teratasi sebagian P : lanjutkan tindakan - Melakukan latihan ROM S: Klien mengatakan badan tidak terasa lemah dan kepalanya tidak terasa pusing lagi O: - klien tidak tampak pucat - Capirally refill <3 detik A: masalah gangguan perfusi jaringan perifer teratasi P: Hentika tindakan - Memberikan obat-obatan analgetik secara teratur S: Klien mengatakan nyerinya terasa berkurang dengan skala 1-3 O: Klien tidak tampak meringis kesakitan A: masalah nyeri teratasi P: Hentika tindakan - Memberikan lingkungan tenang,batasi pengunjung dan kurangi suara bising,pertahankan tirah baring bila di indikasi S: Klien mengatakan bisa beristirahat dengan nyenyak Klien mengatakan bisa beraktivitas O: Klien tampak segar Klien tampak mampu melakukan aktivitas sendiri A: masalah teratasi P: Hentikan tindakkan |